Pada pertemuan yang lalu, kita sudah membahas faktor ketiga yang mempengaruhi pendidikan anak. Yakni faktor media elektronik dan cetak. Diawali dengan pembahasan tentang radio dan televisi kemudian internet. Selanjutnya adalah:
3. Handphone (HP)
Dahulu HP adalah barang mewah yang dimiliki oleh segelintir orang kaya. Namun belakangan ini hampir setiap rumah memiliki HP, bahkan dalam satu rumah tidak sedikit yang memiliki lebih dari satu HP. Anak-anak SD pun banyak yang sudah dipegangi HP oleh orang tua mereka. Belakangan ini bahkan balitapun juga diberi fasilitas HP canggih. Android tablet untuk anak diperlakukan sebagai “digital babysitter” terutama agar balita lebih tenang.
Manfaat HP pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi. HP atau telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Bahkan dengan kecanggihan HP saat ini kita bisa melakukan apa saja. Mulai dari memotret, merekam gambar video, internet, mendengar radio/ mp3, nonton TV, melihat peta, video call, bahkan membayar rekening listrik dan transfer uang bisa dilakukan lewat HP. Maha suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu untuk kita.
Namun satu hal yang harus diingat bahwa HP jika tidak digunakan sesuai dengan fungsinya, maka tidak jarang justru akan menimbulkan bencana yang besar bagi keluarga muslim, terutama anak-anak.
Seharusnya HP digunakan dalam rangka taat kepada Allah, justru digunakan untuk mendurhakai-Nya. Mulai dari tingkat kedurhakaan yang paling besar -yaitu kesyirikan- sampai kemaksiatan yang lebih kecil dari itu.
Lihatlah hari ini! Para dukun dan tukang ramal mulai merambah ke dunia maya. Mereka kini sudah mulai berganti haluan. Saban hari bila tukang ramal atau dukun akan beraksi, maka mereka menggunakan kemenyan, kini sudah berganti ke HP. Tinggal kirim SMS kepada sang dukun, maka jodoh, rejeki, dan masa depan sudah terketik di HP-mu. Padahal itu semua adalah rahasia Ilahi yang tak seorang pun tahu. Demikianlah, sekali dukun tetap dukun; mereka menipu manusia dan menjual agamanya dengan harga murah. Senjata mereka dari dahulu sampai sekarang tetap sama untuk mengelabui manusia. “Kita hanya berusaha, yang menentukan hanyalah Yang Maha Kuasa…” ujar mereka. Tapi kenapa kalian merampas hak Allah dalam menentukan nasib dan urusan manusia? Padahal itu hanya mampu dilakukan oleh Allah.
Di sana pula ada kedurhakaan yang dilakukan lewat HP. Sebagian orang telah berani berbicara mesra via HP dan SMS dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Mereka meremehkan maksiat yang mengubur rasa malu dan rasa cemburu. Mereka menempuh jalan ini untuk menyebarkan kekejian. Jalan yang diperindah oleh setan, tetapi diancam oleh Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana. Mulanya dari telepon, berbicara biasa saja, lalu kata-kata jorok. Kemudian berakhir dengan menodai kehormatan keluarga, mencoreng muka dan menyengsarakan jiwa segenap keluarga.
Bila dampak negatif itu menimpa orang-orang dewasa, bagaimana dengan anak-anak yang masih belum sempurna akalnya?
Maka bersikap bijaklah wahai para orang tua dalam memberikan fasilitas HP terhadap anak. Bila memang diperlukan sekali, maka tetap dengan pengawasan ketat. Jika tidak diperlukan maka sebaiknya tidak perlu anak-anak kita dibekali HP. Apalagi kalau niatnya hanya untuk meningkatkan gengsi dan mengikuti trend! Sungguh berat kelak pertanggungjawabannya di hadapan Allah ta’ala. Belum lagi dampak buruknya sekarang ini. Seperti gangguan tidur, keterlambatan bicara, sikap pasif, efek buruk bagi perkembangan fungsi mata, sulit konsentrasi, radiasi dan kecanduan.
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 24 Dzulhijjah 1437 / 26 September 2016